Thursday, February 24, 2011

Kenangan Masa Lalu

Kemegahan Hotel Marauw 1991
Keindahan dan kemegahan itu kini tinggal kenangan. Sesuatu yang dibanggakan hanya menjadi cerita dongeng untuk anak cucu dimasa datang....

Berdiri diatas Lahan seluas 325ha kawasan Marauw ini berdiri. Terdiri dari beragam alam, dari pesona pantai, dataran tinggi, hotel dan juga fasilitas berbintang...

Friday, February 18, 2011

Kaimana, Eksotisme Alam Bahari

Oleh A Ponco Anggoro
Kan ku ingat selalu/ Kan kukenang selalu/ Senja indah/ Senja di Kaimana/Seiring surya/ Meredupkan sinar/ Dikau datang/ Ke hati berdebar..   
Bukan tanpa alasan jika tahun 1960-an Alfian meromantiskan panorama Kaimana seperti penggalan lagu di atas. Keindahan alam bahari di bagian selatan Provinsi Papua Barat itu memang tak terbantahkan.
Keeksotisan Kaimana terbentang dari Pulau Venu di barat daya Kaimana hingga Teluk Triton di tenggara Kaimana.
Kaimana didiami komunitas yang beragam. Pendatang asal Pulau Jawa, Buton, Seram, dan peranakan China hidup rukun dengan warga asli yang terdiri atas delapan suku, yakni Mairasi, Koiwai, Irarutu, Madewana, Miereh, Kuripasai, Oboran, dan Kuri.
Kaimana yang luasnya 18.500 kilometer persegi dan didiami 42.488 jiwa penduduk menjanjikan beragam obyek wisata, yakni wisata alam, budaya, dansejarah.
Bagi yang gemar menyelam, Selat Namatota dan Selat Iris di selatan Teluk Triton siap menyambut dengan segala pesona keindahan alam bawah laut. Di kedalaman 30 meter dari permukaan laut, Anda bisa menjelajah keasrian terumbu karang dan bercengkerama dengan aneka jenis satwa laut.


Conservation International Indonesia (CII) mencatat populasi ikan di daerah ini mencapai 228 ton per kilometer persegi, tertinggi di Asia Tenggara.
"Keindahan ikan flasher (Paracellinus nursalim), yang berukuran mungil dan berwarna-warni, bisa dilihat saat menyelam di Kaimana," kata Andi Yasser Fauzan, Marine Conservation and Science Specialist CII di Kaimana.Bagi yang tak menyelam, pantai berpasir putih, yang dinaungi pohon kelapa di sela tebing-tebing cadas di Selat Namatota, bisa meneduhkan pikiran.
Di daerah Faranggara dan Miwara di Teluk Triton, kitadisuguhi pemandangan berupa hamparan laut dihiasi pulau-pulau kecil bertebing pipih tertutup pepohonan lebat. Burung endemik, seperti masariku berwarna putih dan burung rangkong warna-warni yang terbang bebas, menyuguhkan hiburan tersendiri.

Saat cuaca baik dan laut tenang, paus bryde dan lumba-lumba akan muncul di Selat Namatota. Jika beruntung, bisa terlihat ikan mangiwang (Hemiscyllium henryi) yang bernama lokal hiu bodoh karena berjalan dengan sirip. Ikan itu tidak diburu sehingga kerap ditemui berenang dekat perahu nelayan.
Kompas/Arum Tresnaningtyas
Senja di Kaimana - Pemandangan senja menjadi daya tarik Kaimana, Papua Barat, Jumat(18/6).Kaimana juga memiliki potensi perikanan yang melimpah. Pada tahun 2006 Kaimana tercatat memiliki biomasa ikan tertinggi di Asia Tenggara.
Bagi peminat sejarah, ada aneka ragam lukisan manusia prasejarah di tebing-tebing cadas di Selat Namatota. Gambar wajah, matahari, dan cap telapak tangan merupakan bagian dari ribuan lukisan yang terukir di ceruk-ceruk cadas sepanjang 1 kilometer.Gambar-gambar itu diperkirakan dibuat oleh manusia Austronesia sekitar 3.500 tahun silam saat mereka bermigrasi dari Taiwan ke Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Di Desa Lobo, Teluk Triton, Distrik Kaimana, ada tugu "Fort du Bus" yang menandai benteng dan pos administrasi Hindia Belanda yang bernama Fort du Bus yang dibangun pada 1828.
Benteng ini ditinggalkan tahun 1835 saat wabah malaria membunuh sebagian besar tentara Belanda.
Kompas/Arum Tresnaningtyas Dayuputri
Landscape kota Kaimana U/ ..Esai Kaimana
Adapun Pulau Venu menjadi tempat penyu bertelur, baik itu jenis penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), maupun penyu belimbing (Dermochelys coriacea).Sayangnya, untuk menikmati Kaimana perlu dana tak sedikit. Untuk menjelajah Teluk Triton yang bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dari Pelabuhan Kaimana, wisatawan harus menyewa long boat milik nelayan dengan biaya minimal Rp 2,5 juta. Dana lebih besar dibutuhkan untuk ke Pulau Venu yang waktu tempuhnya lima jam.

Harga tiket dari Ambon ke Kaimana Rp 1,6 juta. Kalau dari Makassar, tiketnya Rp 2,5 juta.
Sarana pendukung wisata juga masih minim. Penginapan hanya ada empat buah dan peralatan selam harus bawa sendiri.
"Kami masih memetakan obyek wisata serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kantor pariwisata baru tiga bulan berdiri," kata Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kaimana Donesius Murmana.Namun, turis-turis asing telah berdatangan. "Umumnya, pada September sampai Maret saat lautan teduh," kata Pelaksana Harian Kantor Pelabuhan Kaimana Thimus M Solossa.
Pemerintah perlu bahu-membahu dengan investor swasta untuk segera membenahi sarana dan prasarana wisata sebelum pesona Kaimana dan minat wisatawan keburu pudar.
http://tanahair.kompas.com/read/2010/08/25/16465113/Kaimana..Eksotisme.Alam.Bahari 

Thursday, February 17, 2011

Kaimana Berbenah Diri Membangun Pariwisata


Telah lama sejak Kabupaten Kaimana terbentuk --- atau paling tidak sejak adanya pelimpahan urusan pariwisata pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana --- pembangunan pariwisata hanya dilakukan secara parsial tanpa arah dan keterpaduan dengan sektor pendukung lainnya. Katakanlah misalnya proyek pembangunan Obyek Wisata Tirta Kali Air Tiba, dilakukan tanpa koordinasi dengan PU tentang rencana pembangunan jembatan Air Tiba dan juga ketinggian air pasang dan surut, atau paling tidak informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah harus diketahui sehingga dapat disesuaikan pembangunannya. Masih banyak lagi kasus serupa, misalnya Proyek Kali Moman, Proyek Pantai Air Merah yang dibangun Pemerintah Distrik Kaimana, dan lainnya. Semua ini menunjukkan tidak adanya perencanaan pembangunan pariwisata yang baik. Dampaknya adalah, walaupun anggaran yang digunakan sudah cukup besar, namun pembangunan pariwisata belum menemukan hasil, paling tidak hasil yang dapat dinikmati oleh wisatawan lokal Kaimana.

Menyadari akan hal tersebut, mulai tahun ini,Pemerintah Kabupaten Kaimana mulai mencoba untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah setelah adanya Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana. Penyusunan RIPPDA yang bekerjasama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM ini dimaksudkan agar dapat menjadi acuan pembangunan pariwisata, termasuk di dalamnya adalah pembagian kawasan strategis pariwisata, pengaturan keterlibatan sektor lain, dan analisis segmen pasar serta metode promosi. Keluaran akhir dari RIPPDA ini adalah draft akademis PERDA yang selanjutnya melalui mekanisme legislatif akan ditetapkan sebagai Peraturan Daerah.

Tetapi, RIPPDA saja belum final karena hanya bersifat umum. Kita masih harus menyusun RIPOW (Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata) yang mengarahkan obyek wisata unggulan untuk dikembangkan sesuai dengan daya tariknya dan kesesuaiannya dengan segmen pasar. Nah, untuk ini kita belum berharap banyak tentang segmen pasar Wisman tetapi sasarannya masih pada wisatawan lokal dalam kota, paling tidak ada sebuah obyek wisata yang representatif dan menjadi pusat hiburan masyarakat kota Kaimana dan sekitarnya pada hari-hari libur, karena hiburan juga merupakan kebutuhan dan salah satu unsur kesejahteraan masyarakat. Kalau itu sudah tercapai barulah kita berpikir untuk orang lain. Langkah selanjutnya setelah menyusun RIPOW adalah menyusun DED (Detail Engineering Design) atau Rencana Tapak Kawasan. Langkah terakhir yang dilakukan setelah DED adalah penyusunan Rencana Teknis yang terdiri dari Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Rencana Anggaran Biaya.

Dengan memperhatikan mekanisme perencanaan pariwisata sebagaimana tersebut di atas, nampaknya kita membutuhkan waktu paling tidak 2 (dua) tahun lagi untuk menyelesaiakn seluruh dokumen perencanaan sebelum membangun obyek-obyek yang strategis dan prioritas. Apakah tidak terlalu lama? Tentu tidak karena sambil jalan, beberapa obyek yang sudah ditetapkan dalam satu kawasan pariwisata sudah dapat didesain dan dibangun. Ini akan lebih baik daripada kita menghambur banyak uang dalam pembangunan pariwisata yang tidak terarah. Sebagai contoh, kami sampaikan bahwa sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, kita telah menghabiskan uang sekitar Rp. 7,2 Milyard untuk membangun sektor kebudayaan dan pariwisata, namun sampai dengan hari ini kalau kita tanya pada masyarakat Kaimana "Apa yang telah kita peroleh? jawabannya sudah pasti "belum ada yang kita peroleh". Ini tantangan bagi pimpinan dan segenap pegawai Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana. Ayo bekerja untuk negerimu***

(Keterangan:(kiri)Danau Siviki di Teluk Arguni, (kanan) Gua alam dalam danau (Danau Siviki) yang dapat dimasuki dengan longboat dan sejenisnya. Gua ini belum dieksplorasi. Foto oleh Jafar Werfete)

Sunday, February 13, 2011

Kota Tua Nan Indah ( KAIMANA )

KAIMANA - Bagi pencinta tembang lawas era 1970-an, tentunya lagu "Senja di Kaimana" yang dibawakan penyanyi Alfian sudah tak asing lagi di telinga.

Lagu yang menceritakan tentang keindahan senja di Kaimana, Papua Barat itu membuat rasa penasaran siapa saja untuk menyaksikan langsung senja saat berada di Kaimana.
Kan ku ingat slalu
Kan ku kenang slalu
Senja indah
Senja di Kaimana
Dari cerita para orang tua dulu, terciptanya lagu ini berawal ketika pasukan tentara Tri Komando Rakyat (Trikora) mendarat di Kaimana (waktu itu masih menjadi satu dengan Kabupaten Fakfak-red). Kedatangan Pasukan Trikora itu untuk membebaskan Irian Barat di tahun 1960-an dari penjajahan asing, tepatnya di Tanjung Fataga menggunakan KRI Macan Tutul.
Pasukan ini mendarat di saat hari menjelang sore dan disambut dengan keindahan nuansa senja di Kaimana. Mereka begitu terpesona menyaksikan pemandangan alam senja itu dan lupa kalau saat itu mereka hendak bertempur melawan pasukan Belanda untuk merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah seorang di antara tentara itu kemudian membuat puisi tentang keindahan senja di Kaimana. Dan saat kembali ke Pulau Jawa inilah puisi tersebut dibuat dan kemudian dijadikan lagu dengan judul "Senja di Kaimana".
Biasanya senja akan terlihat indah sehabis turun hujan dari pukul 12.00 sampai 15.00. Ketika langit bersih dan matahari akan terbenam itulah muncul panorama yang sangat indah, karena di balik panorama langit yang berwarna dominan ungu, merah, serta oranye ini muncul pula pelangi dari arah timur.
Tetapi bila tidak sedang turun hujan, suasana senja di Kaimana terasa biasa-biasa. Saya termasuk orang yang beruntung, karena ketika baru pertama kali mengunjungi Kaimana ternyata langsung mendapat suguhan keindahan alam ciptaan Tuhan yang tiada tara ini. Begitu indah dan unik sehingga mata tak mau terpejam, ingin menyaksikan detik demi detik perubahan bentuk langit.
Bila Anda belum pernah ke Kaimana dan ingin menyaksikan senja di sana, pemandangan sebelum matahari terbenam itu dapat Anda saksikan di daerah Coa pada bulan Agustus. Menurut warga Kaimana, pada bulan Agustus keindahan senjanya biasanya sangat fantastis, langit Kaimana akan berwarna merah. Uniknya, bentuk langitnya akan selalu berubah-ubah dan tidak terpaku pada satu bentuk dan warna saja.
Mau percaya atau tidak, masyarakat Kaimana juga mempercayai sejumlah cerita, seperti cerita dari Pulau Aiduma, di mana setiap hari Jumat tepat pukul 11.00 selalu muncul serombongan ikan yang dipimpin ikan paus, kemudian diikuti lumba-lumba dan serombongan ikan lainnya. Mereka akan menuju Pulau Namatota. Dahulu ada Kerajaan Namatota yang penduduknya beragama Islam. Rombongan ikan itu menuju Pulau Namatota untuk mengambil air wudu.

Kompleks Pecinan
Kota Kaimana ternyata menyimpan banyak objek wisata selain kekayaan wisata bahari. Ada yang seolah-olah terlupakan, yakni kompleks daerah pecinan. Letaknya di jantung Kota Kaimana. Warga China di Kaimana sudah lama beranak pinak bahkan sejak zaman Hindia Belanda sehingga biasanya ada istilah orang China Medan, China Makassar, atau China Surabaya. Maka, di Papua selain ada peranakan China Serui, ada juga peranakan China Kaimana.
Seperti orang China lainnya, kebanyakan mata pencarian mereka berdagang. Dahulu sebelum banyak kaum pendatang dari Makassar ke daerah ini, warga China biasanya melakukan jual-beli dengan nelayan tradisional asli Kaimana, seperti menjual teripang, sirip ikan hiu, dan hati ikan hiu.
Sisi unik dari Kota Kaimana lainnya adalah ada semacam peraturan tak tertulis di antara para pemilik toko, yaitu pada pukul 14.00 WIT seluruh toko tutup. Menurut mereka, jam itu merupakan jam tidur siang sehingga suasana kota betul-betul sepi. Toko baru akan buka lagi pada pukul 16.00.
Apabila Anda ingin rehat dan melepaskan diri dari kebisingan kota besar, kota tua ini memang layak dijadikan sebagai objek wisata alternatif.

Makna VALENTINE DAY


Kata Valentine yang merujuk pada tanggal 14 Februari sebenarnya diambil dari seorang tokoh Biarawan jaman Romawi yang bernama Valentine.  Pada saat era kaisar Claudius II tersebut, Romawi diambang kehancuran akibat bobroknya moral masyarakatnya serta korupnya para aparat negara. Hal ini diperkeruh juga dengan berbagai pemberontakan dari provinsi-provinsi dibawah kekuasaan kaisar Claudius II.  Di perbatasan Romawi, bangsa Gaul, Hun, Slavia, Mongolia dan Turki juga mengancam eksistensi negara tersebut.
Inilah yang membuat Claudius II berinisiatif memobilisasi rakyatnya, terutama kaum muda nya untuk memperkuat barisan prajuritnya demi menepis ancaman-ancaman dari dalam dan luar tersebut. Disamping itu, Claudius II juga melarang prajurit-prajuritnya untuk  menjalin hubungan cinta, bertunangan atau menikah, karena dianggap melemahkan mental bertempur mereka.
Namun hal ini dilawan secara diam-diam oleh Biarawan muda bernama Valentine. Valentine diam-diam memberi semangat dan wejangan rohani kepada para pemuda, bahkan juga memberkati pernikahan mereka serta memberi mereka sakramen pernikahan.
Karena tindakan Valentine ini meresahkan sang Kaisar, maka biarawan tersebut kemudian ditangkap dan dipenjara, lalu di hukum mati.
Valentine kemudian dihukum mati pada tanggal 14 Februari 269. Pada tahun 496, Paus Gelasius I menyatakan 14 Februari sebagai hari peringatan kematian Valentine, dan memberi gelar pada martir tersebut St. Valentine.
Secara kebetulan, tanggal 14 Februari juga merupakan hari Lupercalia, Hari dimana bangsa Romawi menghormati dewa Kesuburan Februata Juno, dengan cara melakukan seks bebas. Kemudian oleh Paus, acara perayaan kaum Romawi ini dimodifikasi sehingga disebut dengan Hari Valentine.  Sehingga pada acara ini, pasangan kekasih atau suami istri Romawi mengungkapkan perasaan kasih dan cintanya dalam pesan dan surat bertuliskan tangan.
Beriringnya waktu, acara Valentine Day semakin membudaya dan berkembang ke pelosok Eropa dan kemudian menyebar ke penjuru dunia. Jadi, makna Valentine Day adalah perayaan  saudara-saudara nasrani memperingati gugurnya sang mortir yaitu St. Valentine.